Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Jangan Menjadi Bodoh (Lagi)

 Saat ini aku sedang duduk di balkon lantai dua rumahku. Ditemani segelas kopi panas favoritku, tak ketinggalan novel keluaran terbaru karya penulis hebat negeri ini. Sesekali aku membaca novel tersebut, sesekali aku merenung memandang langit yang sendu malam ini. Tiba-tiba saja aku merasa kacau dan sedih. Seharusnya aku tidak sendirian malam ini. Aku telah berstatus istri sejak setahun yang lalu. Ya.. aku telah dipinang oleh seorang pria berperawakan tinggi, gagah dan wajah idaman semua wanita. Tapi bukan itu yang membuatku yakin untuk menjadi miliknya. Ayah dan ibukulah alasannya. Mereka berdua. Aku bahagia memiliki lelaki seperti dia, awalnya. Bukan aku tak bersyukur, tetapi jika kalian tahu apa yang aku rasakan sekarang tentu kalian akan paham. Hambar. Hampa. Harusnya aku masih bahagia saat ini bersamanya menghabiskan waktu berdua. Bercengkrama. Menjalin keluarga kecil bahagia. Tetapi nyatanya aku duduk sendirian  malam ini, lagi. Suamiku sedang berada dikantor, dia m...

Abangku Ganteng

Ia pergi meninggalkanku. Bukan kemana-mana. Ia pergi ke toilet, mules katanya. Sahabatku yang satu ini memang konyol, ditengah-tengah sesi curhatanku yang sedang genting begini bisa-bisanya dia meninggalkanku ke toilet. Dasar kebiasaan, umpatku dalam hati.  Aku lihat sekali lagi handphone butut kesayanganku. Nothing . Kuletakkan kembali di tas dengan tarikan nafas panjang. Tak lama kemudian aku mendengar dering nada handphone berbunyi. Aku buru-buru mengambilnya dan tertulis nama “Si Payah”. Dengan malas aku pencet tombol hijau di handphone -ku. “Hallo, ada apa bang?”  “Hallo. Kamu dimana. Kamu dicariin Ibu suruh nganterin ke kondangan. Cepat pulang!” “Aku lagi di..” Tut..tut..tut. Bunyi telephone terputus.  Sial. Abangku yang satu itu bener-bener bikin aku jengkel. Bisa-bisa aku sedang main di tengah kota tiba-tiba disuruh pulang cuma untuk mengantar Ibuku kondangan. Jelas-jelas dia ada di rumah. Kenapa tidak dia saja yang mengantar.  “Aku ...

Kerennya Ayahku

Aku seorang gadis berasal dari desa, bukan pelosok, hanya sedikit jauh dari kota. Aku tidak mau dikatakan berasal dari pelosok karena nyatanya aku bisa mengakses internet dengan lancar. Menurutku indikator pelosok adalah tidak ada signal dan jaringan internet. Tetapi bukan masalah ini yang akan aku ceritakan.  Saat ini aku sedang berada di lantai dua rumah kos di tanah rantau. Ceritanya aku sedang merantau di kota orang untuk mencari ilmu. Meski tidak begitu jauh tetapi jarak kota kelahiran dengan kota rantau membuatku harus pulang hanya satu bulan sekali. Aku adalah putri satu-satunya dari pasangan manusia yang hebat, mereka kusebut Ayah dan Ibu.  Malam ini indah, bulan sempurna bulat dan bintang bertaburan di angkasa. Saat aku memandang bulan, aku teringat Ayahku. Ayahku seperti bulan. Dia menjadi sumber cahaya di dalam keluargaku. Ah.. aku suka sekali berbicara tentang hal ini. sangat amat suka. Kalian tahu bukan hidup di tanah rantau tidaklah mudah, tidak mudah ...