Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

My Superman, My Hero, and My Everything

Hai sahabat pena. Kali ini aku akan bercerita tentang my superman, my hero, and my everthing. Bukan orang lain, bukan pacar, bukan teman dekat but my lovely dad, ayahku. Sebenarnya aku lebih suka memanggilnya ayah. Seorang laki-laki yang rela membanting tulangnya untuk keluarga tercinta. Seorang laki-laki yang selalu melindungi keluarganya dari bahaya. Seorang laki-laki yang rela berdarah-darah, terseok-seok, terhantam bahaya di sana sini hanya untuk anaknya yang tidak tahu diri ini. Yaps. Dia ayahku. Entah bagaimana aku akan memulai menceritakan sosok beliau, aku pikir tidak akan pernah bisa menceritakan semua pengorbanan yang ia berikan. Aku adalah satu-satunya putri diantara putra-putra dari ayahku. Bukan berarti aku manja dan diperlakukan berbeda. Ayahku selalu berkata bahwa aku dan kakak adik laki-lakiku sama. Sama-sama anaknya. kata beliau bergurau ketika berkumpul bersama di ruang tengah saat mati lampu disuatu hari yang gerimis. Aku masih ingat betul suasana itu. Sangat m...

Let's Be Friend

Satu hal yang kubenci di dunia ini, perpisahan. Perpisahan selalu meninggalkan jejak tidak mengenakkan. Perpisahan secara baik-baik maupun perpisahan secara tidak baik-baik sama-sama memiliki celah mendatangkan luka. Haha. Terdengar menggelikan? Tak apa. Memang beginilah kenyataannya. Aku suka bertemu dengan orang-orang baru, itu artinya akan nada cerita-cerita baru. Aku suka berteman dengan siapa saja, dari mana saja dia berasal, yang penting masih sama-sama menghirup oksigen untuk bernapas. Haha. Ralat:aku suka berteman dengan siapa saja yang bisa diajak berteman. Aku suka berteman dengan orang yang bisa diajak berdiskusi, itu menyenangkan. Menyenangkan sekali rasanya ketika aku tersadar bahwa ternyata cara berpikirku hanya dari satu sudut pandang saja, dan akhirnya aku bisa sedikit belajar cara berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Aku suka berteman dengan orang yang pekerja keras, mandiri, dan serius. Teman macam ini membuatku semangat mengejar apa yang seharusnya dikejar...

Hanya Guru SD?

“Selamat siang anak-anak. Jangan lupa tugasnya dikerjakan dan dikumpulkan minggu depan ya.” Aku tersenyum. “Iya bu.” Anak-anak berbaris berebut meraih tanganku dan menciumnya. Terasa menyenangkan setiap hari bergelut dengan anak-anak polos nan lucu. Aku mengajar di sekolah dasar di desa kecil bagian utara Provinsi Jawa Tengah. Bukan inginku menjadi seorang guru. Kemauan orang tualah yang mengantarku hidup ditengah-tengah anak-anak kecil. Dulu aku ingin sekali menjadi seorang psikolog yang bisa mengetahui sifat-sifat orang hanya dari struktur wajahnya. Namun sekarang, aku sangat mencintai dunia anak-anak. Dunia bermain. Aku bahkan sudah mengubur dalam-dalam keinginanku menjadi seorang psikolog sejak beberapa tahun lalu. “Akhirnya hari sabtu juga. Saatnya bersantai.” Aku bergumam sendiri di depan kaca toilet sekolah. Aku bergegas membereskan barang-barangku ke dalam tas. Lima menit kemudian aku sudah memacu motor matik kesayanganku. Pulang. “Ah hampir lupa. Ibu memintaku memb...