Beban di Pundak
Hai sahabat pena, senang sekali bertemu lagi di sini. Bagaimana kabarmu? Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan dan kebahagiaan kepada kita semua ya. Aamiin. Nah pagi ini disela-sela kegiatanku, tiba-tiba hadirlah satu kejadian yang membuatku bersyukur begitu banyak atas nikmat yang telah Allah berikan.
Rasa-rasanya ketika aku sedang dalam keadaan sedih, seakan-akan aku adalah makhluk yang paling menderita di dunia ini, tidak ada yang lain. Wkwk. Tapi kalau sudah waras alias mood sudah kembali normal, ternyata masalah yang membuat aku sedih adalah masalah remeh temeh yang tidak sebanding dengan masalah-masalah orang disekitarku. Begitu akal dan logika berjalan, ternyata banyak hal di dunia ini yang masih belum bisa aku syukuri sepenuhnya.
Well, pagi menjelang siang ini aku beraktivitas seperti biasa. Disela-sela tugasku yang menumpuk aku menyempatkan diri membuka handphone jadul kesayanganku pada jam istirahat, demi mengusir jenuh sedari pagi. Tak sengaja melintaslah sebuah video yang isinya adalah para guru yang menerima gaji mereka satu bulan penuh dengan nominal yang beragam, ada yang 750.000 sampai ke 450.000. Ekspresi mereka yang menerima itu dengan tersenyum, entah senyum pahit atau senyum tulus namun terlihat jelas sekali gerak-gerik mereka yang begitu menerima dengan ikhlas. Seketika aku teringat dengan diriku sendiri, meskipun penghasilan tidak banyak-banyak amat namun jika dibandingkan dengan dengan orang-orang yang ada divideo tersebut rasanya aku malu sekali. Ada bapak-bapak yang pastinya menjadi tulang punggung keluarga dengan gaji yang segitu rasanya kok agak berat dinalar dengan akal manusia. Namun Allah Maha Adil, bisa jadi orang tersebut hidupnya lebih berkah, tenang, dan bahagia daripada orang-orang dengan gaji ber-M-M tetapi hidup penuh dengan rasa khawatir dan sengsara.
Aku lebih banyak mendongak ke atas, membandingkan diri ini dengan rekan-rekan yang lain yang seakan-akan hidupnya lebih baik dariku, penghasilan dua digit bahkan tiga digit, pasangan yang terlihat harmonis, keluarga yang berkecukupan, kendaraan yang mewah dan banyak hal duniawi lainnya yang selalu aku bandingkan. Tanpa sadar, kegiatan membanding-bandingkan tersebut membuat pundakku semakin berat bertambah berat hari demi hari.
Sudah digariskan bahwa anak manusia akan terus merasa kurang terhadap harta, jika dia sudah memiliki satu gunung emas dia akan meminta gunung yang kedua dan seterusnya sampai ajal menjemput kecuali orang-orang yang bersyukur. Astaghfirullah. Semoga Allah selalu membimbingku untuk menjadi orang yang bersyukur. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku yang begitu banyak dan lalai akan nikmat yang telah Ia limpahkan kepadaku. Aamiin
Bersyukur adalah kunci bahagia. Sebanyak apapun harta benda, jika tidak bersyukur kita akan selalu merasa kurang. Semakin banyak rasa syukur yang kita miliki, maka akan semakin ringan pundak kita dalam memikul beban. Sudah seharusnya kita berserah diri kepada Allah, namun tak lupa kita harus berusaha semaksimalnya. Inshaallah jika kita banyak bersyukur, hati kita akan mudah bahagia dan tentunya awet muda. Hehehe.
Bersyukur tidak hanya kita ucapkan Alhamdulillah saja ya kawan, harus kita terapkan juga pada perbuatan kita. Misalnya melakukan sedekah kepada orang lain yang dirasa membutuhkan, menggunakan badan yang sehat ini untuk berbuat kebaikan, menggunakan lisan untuk mengucapkan hal yang baik dan bermanfaat. Baiklah, sepertinya sudah terlalu panjang tulisanku kali ini. Aku cukupkan sekian ya teman-teman. Yuk bersyukur yuk.. 😉
Komentar
Posting Komentar